Acolhimento (Penerimaan) dan Dukungan Korban
Ketika saya ambil bagian dalam audiensi banyak keluarga saya yang mendukung saya berbicara di depan umum. Mereka tidak berkeberatan. Mereka berterima kasih bahwa saya dapat bercerita mengenai penderitaan yang saya alami selama hidup dan bahwa para pemimpin dapat mendengarkannya dan mengurus kami… Setelah saya memberi kesaksian dalam audiensi publik, tetangga dan keluarga tidak ada yang kecewa. Mereka bahagia karena saya mewakili korban-korban lain dari kota saya dan membagi penderitaan yang dialami oleh setiap keluarga.
Florentina Gama, setelah memberikan testimoni di audiensi publik distrik Balibo, Bobonaro, 2003.
Program
Nama Komisi ini dalam Bahasa Inggris disebut Commission for Reception, Truth and Reconciliation (Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi), Komisi beranggapan bahwa kata “reception” (“penerimaan”) tidak sepenuhnya mencerminkan apa yang kita maksud dengan kata “acolhimento.” Sehingga oleh karenanya kata “acolhimento” akan terus digunakan di sepanjang bagian ini.
Para Komisaris Nasional tidak berusaha mereduksi konsep acolhimento ke dalam sebuah definisi tunggal. Maknanya adalah bagian dari semangat pendekatan Komisi dalam pekerjaannya, dan semangat yang diharapkan oleh Komisi untuk bisa tumbuh subur di masyarakat. Acolhimento adalah orang menerima satu sama lain sebagai orang Timor-Leste, kembali menjadi diri sendiri, hidup bersama di bawah satu atap, setelah perpecahan dan kekerasan selama bertahun-tahun.
Divisi Dukungan Korban dan Acolhimento bekerja untuk memenuhi dua fungsi yang utama, namun cukup berbeda, dari Komisi ini. Kedua fungsi ini melintasi semua aspek dari mandat Komisi dalam hal bahwa prinsip-prinsip acolhimento dan dukungan bagi korban pelanggaran HAM ini menjadi titik tolak bagi rancangan seluruh program Komisi.
Acolhimento lebih dari sekadar suatu fungsi langsung atau tujuan yang dapat terukur, melainkan sebuah spirit yang mendasari segala aspek kerja Komisi ini. Istilah ini menunjukkan pengakuan akan pentingnya orang Timor-Leste saling menerima satu sama lain setelah perpecahan dan konflik selama bertahun-tahun. Secara khusus, ini adalah tanggapan terhadap situasi orang-orang yang pergi ke Timor Barat pada tahun 1999 – baik mereka yang kembali ke Timor-Leste maupun mereka yang tetap tinggal di kamp-kamp dan pemukiman-pemukiman di Timor Barat. Dua program spesifik dikembangkan sebagai tanggapan terhadap situasi-situasi ini:
- Sebuah program monitoring dan informasi untuk orang-orang yang baru kembali
- Sebuah program penjangkauan, yang dilaksanakan dalam kerjasama dengan LSM-LSM di Timor Barat, bagi pengungsi-pengungsi yang masih berada di seberang perbatasan.
Berbeda dengan acolhimento, dukungan korban adalah sebuah tujuan spesifik Komisi yang tercantum dalam Regulasi 10/2001. Pasal 3 menyebutkan bahwa Komisi ini dimaksudkan untuk: "membantu memulihkan martabat korban-korban pelanggaran hak asasi manusia.”
Divisi Acolhimento dan Dukungan Korban juga melaksanakan serangkaian program spesifik. Program-program ini meliputi:
- Audiensi Publik, baik di tingkat nasional maupun sub-distrik
- Serangkaian Lokakarya Pemulihan di kantor nasional Komisi
- Sebuah skema Reparasi Mendesak untuk para korban dengan kebutuhan-kebutuhan mendesak
- Lokakarya partisipatoris di desa-desa untuk mendiskusikan dampak konflik terhadap komunitas-komunitas (ini disebut Profil Komunitas).
Informasi lebih lanjut mengenai Acolhimento and Dukungan Korban, lihat di Chega! Ringkasan Eksekutif, hal: 32-47.